Apabila kita naik pesawat terbang Jepang, ANA atau JAL, kecelakaan, meninggal, maka keluarganya akan mendapat ganti rugi 125 juta yen per orang dari pihak asuransi. Tapi Yakuza hanya menjual satu wanita dengan harga 2 juta yen untuk dipasok ke pulau Watakano, teluk Matoya, perfektur Mie.
Demikkian tulis dua majalah mingguan Jepang yang terbit, Jumat 24 Mei 2013, dikutip Tribunnews.com, Selasa (14/5/2013).
Pulau yang berpenghuni hanya 300 orang itu tampaknya dijadikan pulau prostitusi oleh Yakuza. Seorang Yakuza dengan nama samaran Keita Kuwata mengungkapkan setahun dia bisa memperoleh penghasilan sedikitnya 50 juta yen hanya berdagang wanita untuk dijadikan PSK di sana.
Kuwata memulai bisnisnya tahun 1997. "Pertama kali saya memasok wanita ke sebuah penginapan di pulau itu. Wanita tersebut lari dari rumahnya di Osaka," paparnya memulai bercerita.
Kini, untuk bisa memasok wanita ke sana tidak sembarangan, harus diperkenalkan oleh wanita Yakuza. Lalu diperkenalkan ke mak comblang yang mengurusi PSK lalu dijuallah ke pulau tersebut, khususnya ke pemilik rumah penginapan di pulau tersebut.
Satu wanita terjual 2 juta yen. Tapi 10 persen tips harus diberikan kepada mak comblang tersebut, "Satu shinogi yang sangat baik," tekannya.
Shinogi adalah bahasa Yakuza yang berarti bisnis atau usaha yang sangat menguntungkan mendatangkan uang dengan baik.
Lebih dari 30 wanita telah dipasok di pulau tersebut oleh Kuwata yang akhirnya ditahan tahun 1998 dengan tuduhan melanggar UU Tenaga Kerja.
Saat ini ada enam tempat penginapan di pulau tersebut yang mempekerjakan sedikitnya 200 wanita PSK di sana. Berarti dua per tiga dari populasi pulau tersebut adalah kalangan PSK.
Dulu pulau tersebut sebagai tempat pelabuhan dan istirahat bagi para pemancing ikan, khususnya tahun 1945-an setelah perang dunia kedua.
Mereka bersenang-senang mencari PSK di pulau tersebut dan para PSK memang menargetkan para penangkap ikan karena banyak duit saat itu.Dari Nagoya lewat stasiun Ugata yaitu menggunakan jalur Kintetsu Shima Line. Lalu 10 menit pakai taksi menuju pelabuhan dan kemudian naik kapal Ferry ke pulau tersebut sekitar 3 menit, kapal kecil dengan julukan pon pon fune.
Snack clubs, pubs, bar dan berbagai toko hiburan malam dipenuhi PSK, termasuk pula Hotel, cafe, Inn dan tempat minuman lain juga sama, penuh dengan PSK.
Sampai dengan tahun 2001 banyak wanita Jepang bekerja sebagai PSK di sana. Tetapi mulai tahun 2002 sudah mulai banyak PSK dari Thailand dan Filipina juga ada di sana.
"Untuk bermain seks selama 60 menit dengan tarif sekitar 12.000 yen. Lalu untuk full servis dari pukul 23.00 sampai dengan pukul 06.00 pagi dikenakan biaya 40.000 yen bahkan ada yang minta 50.000 yen. Separuh dari uang tersebut untuk pemilik hotel. Tapi setelah dipotong uang broker dan sebagainya, nett seorang PSK biasanya hanya menerima 5.000 yen."
Rumor beredar di internet menuliskan bahwa tamu-tamu secara rahasia di foto atau difilmkan di sana, lalu film itu dijual, "Tidak benar rumor tersebut," tekan Kuwata. Meskipun demikian Kuwata membenarkan saat PSK dibawa tamunya, kapten kapal memotret tamu bersama PSK itu dengan maksud agar PSK tidak dibawa kabur dan tamu bertanggungjawab atas PSK yang dibawanya.
Selain itu Kuwata juga mengatakan, kalau PSK rajin umumnya kalau mau meninggalkan pulau itu, dalam tiga bulan bisa meninggalkan karena telah membayar lunas uang kepada sang pemilik PSK. Karena PSK itu diperdagangkan seperti komoditas.
Kini pemerintah pulau tersebut berusaha membangkitkan kembali pulau itu. Sementara Kuwata memperkirakan kini hanya sekitar 30 PSK masih ada di sana. Suatu tempat legendaris bagi perfektur Mie tampaknya pulau tersebut, tambahnya lagi.
Demikkian tulis dua majalah mingguan Jepang yang terbit, Jumat 24 Mei 2013, dikutip Tribunnews.com, Selasa (14/5/2013).
Pulau yang berpenghuni hanya 300 orang itu tampaknya dijadikan pulau prostitusi oleh Yakuza. Seorang Yakuza dengan nama samaran Keita Kuwata mengungkapkan setahun dia bisa memperoleh penghasilan sedikitnya 50 juta yen hanya berdagang wanita untuk dijadikan PSK di sana.
Kuwata memulai bisnisnya tahun 1997. "Pertama kali saya memasok wanita ke sebuah penginapan di pulau itu. Wanita tersebut lari dari rumahnya di Osaka," paparnya memulai bercerita.
Kini, untuk bisa memasok wanita ke sana tidak sembarangan, harus diperkenalkan oleh wanita Yakuza. Lalu diperkenalkan ke mak comblang yang mengurusi PSK lalu dijuallah ke pulau tersebut, khususnya ke pemilik rumah penginapan di pulau tersebut.
Satu wanita terjual 2 juta yen. Tapi 10 persen tips harus diberikan kepada mak comblang tersebut, "Satu shinogi yang sangat baik," tekannya.
Shinogi adalah bahasa Yakuza yang berarti bisnis atau usaha yang sangat menguntungkan mendatangkan uang dengan baik.
Lebih dari 30 wanita telah dipasok di pulau tersebut oleh Kuwata yang akhirnya ditahan tahun 1998 dengan tuduhan melanggar UU Tenaga Kerja.
Saat ini ada enam tempat penginapan di pulau tersebut yang mempekerjakan sedikitnya 200 wanita PSK di sana. Berarti dua per tiga dari populasi pulau tersebut adalah kalangan PSK.
Dulu pulau tersebut sebagai tempat pelabuhan dan istirahat bagi para pemancing ikan, khususnya tahun 1945-an setelah perang dunia kedua.
Mereka bersenang-senang mencari PSK di pulau tersebut dan para PSK memang menargetkan para penangkap ikan karena banyak duit saat itu.Dari Nagoya lewat stasiun Ugata yaitu menggunakan jalur Kintetsu Shima Line. Lalu 10 menit pakai taksi menuju pelabuhan dan kemudian naik kapal Ferry ke pulau tersebut sekitar 3 menit, kapal kecil dengan julukan pon pon fune.
Snack clubs, pubs, bar dan berbagai toko hiburan malam dipenuhi PSK, termasuk pula Hotel, cafe, Inn dan tempat minuman lain juga sama, penuh dengan PSK.
Sampai dengan tahun 2001 banyak wanita Jepang bekerja sebagai PSK di sana. Tetapi mulai tahun 2002 sudah mulai banyak PSK dari Thailand dan Filipina juga ada di sana.
"Untuk bermain seks selama 60 menit dengan tarif sekitar 12.000 yen. Lalu untuk full servis dari pukul 23.00 sampai dengan pukul 06.00 pagi dikenakan biaya 40.000 yen bahkan ada yang minta 50.000 yen. Separuh dari uang tersebut untuk pemilik hotel. Tapi setelah dipotong uang broker dan sebagainya, nett seorang PSK biasanya hanya menerima 5.000 yen."
Rumor beredar di internet menuliskan bahwa tamu-tamu secara rahasia di foto atau difilmkan di sana, lalu film itu dijual, "Tidak benar rumor tersebut," tekan Kuwata. Meskipun demikian Kuwata membenarkan saat PSK dibawa tamunya, kapten kapal memotret tamu bersama PSK itu dengan maksud agar PSK tidak dibawa kabur dan tamu bertanggungjawab atas PSK yang dibawanya.
Selain itu Kuwata juga mengatakan, kalau PSK rajin umumnya kalau mau meninggalkan pulau itu, dalam tiga bulan bisa meninggalkan karena telah membayar lunas uang kepada sang pemilik PSK. Karena PSK itu diperdagangkan seperti komoditas.
Kini pemerintah pulau tersebut berusaha membangkitkan kembali pulau itu. Sementara Kuwata memperkirakan kini hanya sekitar 30 PSK masih ada di sana. Suatu tempat legendaris bagi perfektur Mie tampaknya pulau tersebut, tambahnya lagi.
0 komentar:
Post a Comment