Seorang hakim di Rusia mengundurkan diri setelah video yang merekam dirinya tertidur saat memimpin sidang beredar luas.
Hakim Yevgeny Makhno terekam tengah memejamkan mata dengan posisi kepala yang miring. Padahal, agenda sidang saat itu adalah pembacaan pembelaan kuasa hukum seorang pengusaha, Andrei Naletov, yang didakwa melakukan penipuan.
Di tengah jalannya sidang di kota Blagoveshchensk, di wilayah timur jauh Rusia itu, keluarga Naletov merekam sang hakim yang tertidur lelap itu. Saat terbangun dan harus memberikan vonis, Yevgeny Makhno menyebut lima tahun kerja paksa untuk terdakwa.
Namun, terdakwa meminta sidang diulang karena menganggap hukuman yang dijatuhkan terlalu berat. Naletov akan menjalani sidang ulang pada 14 Februari mendatang.
Sementara itu, setelah video tidur itu menyebar di internet, panel kualifikasi hakim Rusia langsung bertindak. Hasilnya, Naletov mengajukan pengunduran diri.
"Panel kualifikasi hakim menerima pengunduran diri Makhno dari jabatannya," kata anggota panel kualifikasi hakim regional, Valentina Pozharskaya, kepada kantor berita RIA Novosti.
Sumber: kompas.com
Hakim Yevgeny Makhno terekam tengah memejamkan mata dengan posisi kepala yang miring. Padahal, agenda sidang saat itu adalah pembacaan pembelaan kuasa hukum seorang pengusaha, Andrei Naletov, yang didakwa melakukan penipuan.
Di tengah jalannya sidang di kota Blagoveshchensk, di wilayah timur jauh Rusia itu, keluarga Naletov merekam sang hakim yang tertidur lelap itu. Saat terbangun dan harus memberikan vonis, Yevgeny Makhno menyebut lima tahun kerja paksa untuk terdakwa.
Namun, terdakwa meminta sidang diulang karena menganggap hukuman yang dijatuhkan terlalu berat. Naletov akan menjalani sidang ulang pada 14 Februari mendatang.
Sementara itu, setelah video tidur itu menyebar di internet, panel kualifikasi hakim Rusia langsung bertindak. Hasilnya, Naletov mengajukan pengunduran diri.
"Panel kualifikasi hakim menerima pengunduran diri Makhno dari jabatannya," kata anggota panel kualifikasi hakim regional, Valentina Pozharskaya, kepada kantor berita RIA Novosti.
Sumber: kompas.com
0 komentar:
Post a Comment