Gereja St Peter di Essex Timur, Inggris, menemukan cara jitu untuk menggalang dana renovasi gereja berusia 800 tahun itu.
Para pengurus gereja ini merekam suasana sunyi dalam gereja, mengemasnya dalam bentuk CD, dan menjualnya.
Tak dinyana, rekaman berdurasi 30 menit yang hanya berisi suara burung, langkah laki lembut, suara lalu lintas di kejauhan menjadi hit tak hanya di kalangan umat dan warga sekitar gereja, tetapi juga bagi para pencinta keheningan dari Jerman, Austria, bahkan Ghana.
Salah satu kesuksesan CD hening itu diyakini akibat masyarakat modern sudah penat dengan kesibukan dan hiruk pikuk kehidupan sehingga membutuhkan keheningan yang sangat sederhana.
"Ada sedikit suara di sana-sini. Jika benar-benar sepi, mungkin akan membosankan," kata seorang umat mengomentari rekaman itu.
"Semua yang membeli rekaman itu sangat menyukainya," tuturnya.
"Kami kira ide soal keheningan yang damai saat Anda memasuki gereja bisa menjadi sesuatu yang berbeda. Saya senang ternyata ini menjadi populer," kata pendeta Gereja St Peter, Dr Andrew Mayes.
"Gereja kami berusia 800 tahun dengan kualitas suara keheningan yang sangat luar biasa," papar pendeta Mayes.
Uniknya, pihak gereja tidak mematok harga untuk CD The Sound of Silence yang kini laris manis itu. Gereja memutuskan lebih baik pembeli yang memutuskan harga yang layak diberikan seperti halnya saat mereka menyumbang untuk gereja.
Sumber: Kompas
Para pengurus gereja ini merekam suasana sunyi dalam gereja, mengemasnya dalam bentuk CD, dan menjualnya.
Tak dinyana, rekaman berdurasi 30 menit yang hanya berisi suara burung, langkah laki lembut, suara lalu lintas di kejauhan menjadi hit tak hanya di kalangan umat dan warga sekitar gereja, tetapi juga bagi para pencinta keheningan dari Jerman, Austria, bahkan Ghana.
Salah satu kesuksesan CD hening itu diyakini akibat masyarakat modern sudah penat dengan kesibukan dan hiruk pikuk kehidupan sehingga membutuhkan keheningan yang sangat sederhana.
"Ada sedikit suara di sana-sini. Jika benar-benar sepi, mungkin akan membosankan," kata seorang umat mengomentari rekaman itu.
"Semua yang membeli rekaman itu sangat menyukainya," tuturnya.
"Kami kira ide soal keheningan yang damai saat Anda memasuki gereja bisa menjadi sesuatu yang berbeda. Saya senang ternyata ini menjadi populer," kata pendeta Gereja St Peter, Dr Andrew Mayes.
"Gereja kami berusia 800 tahun dengan kualitas suara keheningan yang sangat luar biasa," papar pendeta Mayes.
Uniknya, pihak gereja tidak mematok harga untuk CD The Sound of Silence yang kini laris manis itu. Gereja memutuskan lebih baik pembeli yang memutuskan harga yang layak diberikan seperti halnya saat mereka menyumbang untuk gereja.
Sumber: Kompas
0 komentar:
Post a Comment