“Saya merasa sangat hancur saat dokter memberitahu kami tentang kondisi Jess,” cerita Melanie, ibunda Jess, kepada Daily Mail, Rabu, 16 Oktober 2013. “Suami saya, Simon, tengah bertugas di Afganistan kala itu. Jadi, saya hanya bisa menyampaikan kabar ini lewat telepon,” katanya lagi.
Kelainan pada tubuh bayi asal Leicester, Inggris, ini mulai terdeteksi pada saat ia berusia 14 minggu. Dokter mendiagnosis Jess menderita sindrom Patau, yakni kelainan genetika yang membuat Jess seringkali berhenti bernapas.
Sindrom Patau terjadi karena kelainan kromoson pada tubuh Jess. Ia memiliki tiga salinan kromosom 13 di setiap selnya, bukan dua. Akibatnya, ia sering lupa bernapas sehingga tubuhnya berubah jadi biru. Jika sudah begitu, kedua orang tuanya harus mencium untuk menyadarkannya agar kembali bernapas.
Ini merupakan kelainan kromosom yang paling parah. Rata-rata bayi yang lahir dengan sindrom ini hanya bisa bertahan hingga beberapa hari. Namun, Jess merupakan bayi yang kuat. Ia baru saja merayakan hari ulang tahunnya yang pertama.
Dokter yakin Jess akan sembuh dengan serangkaian pengobatan. Mereka mengatakan peluang kesembuhan Jess sangat besar.
Sejatinya, bernapas yang merupakan kebutuhan dasar manusia. Bernapas
akan terjadi secara refleks dan mengalir begitu saja. Namun bagi Jess
Kerr, bernapas bisa menjadi terlupakan. Balita berusia 1 tahun ini
menderita sindrom aneh yang membuatnya sering lupa bernapas dan mulai
membiru.
Sumber: Tempo
1 komentar:
sungguh aneh tapi benar-benar terjadi. semoga bayi tersebut bisa hidup sampai tua
Post a Comment