Sebaliknya, pelayaran panjangnya itu justru membawa dia ke kantor imigrasi Inggris di Sussex yang siap mendeportasinya. Sementara perempuan yang membuat dia sulit tidur selama tujuh tahun terakhir malah mengancam bahwa pria Turki itu akan langsung dilaporkan ke polisi jika datang mendekat.
Culum, seorang pengusaha Turki berusia 38 tahun, dijemput petugas bea cukai di Selat Inggris, Jumat (16/11/2012) lalu, setelah menempuh pelayaran panjang demi mendapatkan cinta Courtney Murray.
Murray tidak pernah menunjukkan rasa suka terhadap Culum. Perempuan itu pun telah meninggalkan pekerjaannya di Siprus demi menghindari kejaran Culum. Namun, hal itu tidak cukup untuk mencegah Culum melakukan pencarian. Pria itu pun telah kehilangan pekerjaannya sebagai direktur perusahaan dan, seperti katanya sendiri, dia telah dilarang di "lebih banyak negara ketimbang Osama bin Laden" dalam upayanya mendapat cinta gadis itu.
Obsesi Culum bermula tahun 2005 itu ketika ia bertemu Murray dalam sebuah perjalanan scuba-diving di Siprus utara. Saat itu Murray bekerja di sebuah kafe dan hanya melayani Culum sekali. Namun, itu sudah cukup membuat Culum jatuh cinta. Meskipun Murray "tidak memperlihatkan rasa tertarik", Culum dikatakan telah mencuri nomor telepon gadis itu dari dinding kafe dan mulai mengganggunya.
Teman-teman Murray menyatakan, Culum muncul di restoran itu beberapa kali dan akhirnya ditangkap dan dideportasi dari Siprus. Murray tampaknya sangat takut sehingga ia kembali ke rumahnya, diduga di Liverpool. Gadis itu kemudian menikah.
Pada awal 2011, Culum rupanya belum menyerah. Ia melacak Murray via Facebook. Namun, Murray segera memblokir Culum agar tidak bisa menghubunginya lewat situs jejaring tersebut.
Tak patah arang, Culum berangkat dari Bodrum, Turki, pada April tahun ini, setelah menulis di blog online-nya bahwa ia bermaksud untuk menikahi Murray, walau ia mengakui bahwa perempuan itu "membenci" dia.
Selama perjalanan epiknya itu, Culum diduga telah ditangkap di Italia dan Spanyol karena tidak memiliki surat-surat perjalanan. Dia juga berjuang melawan badai di Laut Adriatik dan Laut Tengah, serta sempat menderita hipotermia.
Ia melewati Selat Gibraltar, berlayar di sepanjang pantai Spanyol dan Teluk Biscay sebelum menuju ke utara, menuju Selat Inggris.
Di blognya, Culum mengatakan bahwa ia telah dipenjara, melakukan sekali aksi mogok makan, dan menghabiskan waktu di rumah sakit jiwa demi kesempatan bertemu Murray. Situs web itu, yang berjudul "Hunger Strike for Courtney Murray: The world is not beautiful without you", menyatakan, ia telah dideportasi dari Siprus sembilan kali.
Dia menulis, "Kamu gadis bodoh, kamu tidak mengerti mengapa saya datang ke Inggris. Saya akan datang ke sana, saya akan berlutut di depanmu. Saya akan mencium tanganmu dan saya akan melamarmu. Kamu bisa menikahi saya atau kamu memenjarakan saya. Kamu yang memutuskan."
Culum, yang dulu seorang pengusaha sukses dan CEO sebuah perusahaan game untuk ponsel, menyatakan bahwa ia "siap mati" dalam perjalanannya ke Inggris. Dia menambahkan, "Tolong terima lamaran saya dan beri saya sebuah keluarga. Saya hanya punya seorang adik perempuan. Ayah dan ibu saya sudah meninggal. Courtney, menikahlah dengan saya, kenapa kamu tidak mau? Saya datang."
Dalam entri terbarunya tiga hari lalu, ia menulis, "Saya tidak pernah bermimpi untuk berimigrasi, tetapi berusaha untuk mendapatkan hati dari malaikat hidup saya. Namun, saya sekarang di sebuah pusat imigrasi. Saya tentu saja tidak senang. Saya mencintaimu, tolong maafkan saya."
Teman-teman dan keluarga Murray berkomentar di blog Culum dan menyebut dia seorang fruitcake stalker.
Salah satu posting-an pada April datang dari Florence, bibi Murray. Posting-an Florence berbunyi, "Jika kamu pernah bisa sampai ke Inggris dan melakukan kontak dengan Courtney, polisi akan segera diberitahu. Courtney sudah menikah dan hidup bahagia. Semua yang kamu lakukan hanya membuat dirimu tampak bodoh dan menjengkelkan bagi Courtney dan keluarganya."
Peter Jones, dari Border Agency Inggris, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pria itu telah ditahan. Jones menambahkan, "Orang itu berusaha masuk ke Inggris tanpa visa atau paspor yang masih berlaku dan telah dihentikan. Sekarang dia akan dikembalikan ke negara asalnya."
Sumber :
Kompas/Daily Mail, Sydney Morning Herald
Editor :
Egidius Patnistik
0 komentar:
Post a Comment