Riset para ilmuwan di Taiwan mengungkap cara kumbang kawin di dalam air dan tetap menggantung pada pasangannya. Studi skala kecil menguak, bulu kaki kumbang jantan dapat berdiri tegak dan menempel pada kumbang betina.Ada pengisap pada bulu tersebut. Pengisap kecil itulah yang menempel erat pada tubuh sang betina.
Pemahaman ini diharapkan bisa menginspirasi pembuatan desain untuk perangkat di dalam air pada masa depan. Hasil temuan ini dipublikasikan oleh jurnal Interface terbitan Royal Society. Untuk mengungkap cara kumbang kawin di dalam air, tim yang dipimpin oleh Kai-Jung Chi dari Universitas Nasional Chung Hsing di Taiwan mengukur kekuatan cengkeraman "perangkat" bulu kaki pada dua jenis spesies kumbang yang menyelam.
Seperti dikutip BBC, Rabu (11/6/2014), Chi menjelaskan, cengkeraman itu penting bagi kelangsungan hidup dalam air.
"Setelah proses kawin selesai, jantan harus berpisah dari betina untuk mendapatkan oksigen di permukaan air atau dia akan mati,' ujarnya.
"Dengan kata lain, kumbang harus melekat dan melepaskan diri dari betina secepat mungkin," imbuhnya.
Melalui penelitian ini, terungkap bahwa dua kumbang yang dipelajari mengembangkan organ yang berguna untuk membantu kawin. Salah satu jenis kumbang yang lebih primitif yang dipelajari memiliki bulu yang menyerupai spatula.
Sementara itu, tim yang memeriksa spesies lain menemukan "pengisap" yang melingkar di ujung bulu kaki berevolusi sehingga tampak seperti alat penyedot. Organ serupa pengisap mampu merekatkan kumbang dengan lawan seksnya. Namun, bukan berarti bulu spatula lemah. Riset mengungkap bahwa serangga yang lebih primitif mengeluarkan semacam lem. Dengan hanya punya lem, serangga ini justru bisa bergerak di tubuh betina lebih leluasa.
"Bulu pengisap bekerja semacam cangkir pengisap, sedangkan bulu spatula berguna untuk bergerak cepat, terkontrol, dan menjadi penempel di bawah air," ungkap Chi. (kompas.com)
Pemahaman ini diharapkan bisa menginspirasi pembuatan desain untuk perangkat di dalam air pada masa depan. Hasil temuan ini dipublikasikan oleh jurnal Interface terbitan Royal Society. Untuk mengungkap cara kumbang kawin di dalam air, tim yang dipimpin oleh Kai-Jung Chi dari Universitas Nasional Chung Hsing di Taiwan mengukur kekuatan cengkeraman "perangkat" bulu kaki pada dua jenis spesies kumbang yang menyelam.
Seperti dikutip BBC, Rabu (11/6/2014), Chi menjelaskan, cengkeraman itu penting bagi kelangsungan hidup dalam air.
"Setelah proses kawin selesai, jantan harus berpisah dari betina untuk mendapatkan oksigen di permukaan air atau dia akan mati,' ujarnya.
"Dengan kata lain, kumbang harus melekat dan melepaskan diri dari betina secepat mungkin," imbuhnya.
Melalui penelitian ini, terungkap bahwa dua kumbang yang dipelajari mengembangkan organ yang berguna untuk membantu kawin. Salah satu jenis kumbang yang lebih primitif yang dipelajari memiliki bulu yang menyerupai spatula.
Sementara itu, tim yang memeriksa spesies lain menemukan "pengisap" yang melingkar di ujung bulu kaki berevolusi sehingga tampak seperti alat penyedot. Organ serupa pengisap mampu merekatkan kumbang dengan lawan seksnya. Namun, bukan berarti bulu spatula lemah. Riset mengungkap bahwa serangga yang lebih primitif mengeluarkan semacam lem. Dengan hanya punya lem, serangga ini justru bisa bergerak di tubuh betina lebih leluasa.
"Bulu pengisap bekerja semacam cangkir pengisap, sedangkan bulu spatula berguna untuk bergerak cepat, terkontrol, dan menjadi penempel di bawah air," ungkap Chi. (kompas.com)
0 komentar:
Post a Comment