Sejarah tercipta di San Marino Stadium, Serravalle, dalam babak Kualifikasi Piala Eropa 2016 Grup E, Sabtu 15 November 2014 (Minggu dini hari WIB). San Marino mengakhiri rekor 61 kekalahan beruntun usai menahan imbang Estonia 0-0.
Seperti dilansir The Age, ini merupakan poin perdana San Marino sejak ambil bagian di babak Kualifikasi Piala Eropa pada 1990. Terakhir kali negara peringkat buncit FIFA ini menghindari kekalahan terjadi pada 24 April 2004 di laga persahabatan. Saat itu, San Marino menundukkan Liechtenstein 1–0.
Kapten San Marino, Andy Selva, mensyukuri hasil yang tergolong langka ini. Dia mempersembahkan hasil ini untuk mantan pemain San Marino, Federico Crescentini, yang telah meninggal bebeberapa tahun lalu.
"Saya ingat kemenangan atas Liechtenstein pada 2004, namun ini memiliki arti yang berbeda. Saya telah menunggu hasil seperti ini dalam 11 tahun," kata Selva seperti dilansir Soccerway.
"Kami ingin mendedikasikan hasil ini kepada Federico Crescentini, mantan pemain internasional yang meninggal beberapa tahun lalu. Kami mencari hasil ini selama bertahun-tahun dan sekarang kami menemukan ini," lanjutnya.
Hasil ini juga disambut baik pelatih San Marino, Pierangelo Manzaroli. Menurut pria 45 tahun ini, kerja keras pemainnya selama beberapa bulan terakhir telah terbayar lunas.
"Hasil ini merupakan hadiah bagi para pemain. Ini akan menjadi dorongan untuk meraih hasil bagus lainnya lebih cepat dari 12 tahun," ucapnya. (one/www.bola.viva.co.id)
Seperti dilansir The Age, ini merupakan poin perdana San Marino sejak ambil bagian di babak Kualifikasi Piala Eropa pada 1990. Terakhir kali negara peringkat buncit FIFA ini menghindari kekalahan terjadi pada 24 April 2004 di laga persahabatan. Saat itu, San Marino menundukkan Liechtenstein 1–0.
Kapten San Marino, Andy Selva, mensyukuri hasil yang tergolong langka ini. Dia mempersembahkan hasil ini untuk mantan pemain San Marino, Federico Crescentini, yang telah meninggal bebeberapa tahun lalu.
"Saya ingat kemenangan atas Liechtenstein pada 2004, namun ini memiliki arti yang berbeda. Saya telah menunggu hasil seperti ini dalam 11 tahun," kata Selva seperti dilansir Soccerway.
"Kami ingin mendedikasikan hasil ini kepada Federico Crescentini, mantan pemain internasional yang meninggal beberapa tahun lalu. Kami mencari hasil ini selama bertahun-tahun dan sekarang kami menemukan ini," lanjutnya.
Hasil ini juga disambut baik pelatih San Marino, Pierangelo Manzaroli. Menurut pria 45 tahun ini, kerja keras pemainnya selama beberapa bulan terakhir telah terbayar lunas.
"Hasil ini merupakan hadiah bagi para pemain. Ini akan menjadi dorongan untuk meraih hasil bagus lainnya lebih cepat dari 12 tahun," ucapnya. (one/www.bola.viva.co.id)
1 komentar:
langsung berpesta pora...
dalam sepakbola yang namanya kesialan biasanya hanya sebentar
Post a Comment