Dua anak di Amerika Serikat (AS) diyakini bisa melihat dengan normal. Ini berkat sumbangan kornea mata milik seorang bocah, yang menjadi korban penembakan brutal di Kota Tucson, Arizona, dua pekan lalu.
Nyawa bocah sembilan tahun bernama Christina Green itu tidak bisa diselamatkan. Namun, sepasang mata indah yang dia miliki kini berjasa membantu dua anak lain, yang menderita gangguan penglihatan.
Menurut orang tua Christina, John Green, lembaga Donor Network of Arizona berhasil melakukan operasi cangkok kornea mata yang diambil dari almarhum putrinya. "Saya sangat takjub bahwa organ tubuh putri saya ternyata berguna bagi orang lain," kata John kepada kantor berita Associated Press, Senin, 17 Januari 2011.
Bersama istrinya, John, memutuskan untuk menyumbangkan sepasang mata almarhumah putri mereka kepada yang membutuhkan. "Ini merupakan sumbangan dari putri cilik kami," kata John yang belum bisa melupakan kesedihannya.
Sementara itu, Donor Network of Arizona menolak mengungkapkan siapa dua anak yang menerima donasi kornea mata dari Christina, karena prinsip kerahasiaan.
Christina merupakan korban termuda dari penembakan brutal oleh seorang pemuda kurang waras di Tucson, Sabtu, 8 Januari 2011. Dalam tragedi itu, Christina termasuk dari enam orang yang tewas dan 13 lainnya luka-luka, termasuk seorang anggota DPR Gabrielle Giffords.
Menurut John, putrinya, yang baru menempuh pendidikan kelas tiga SD, sangat tertarik dengan politik. Itulah sebabnya dia ingin bertemu dengan Giffords, yang sedang berkunjung ke wilayah konstituennya.
Namun ulah pemuda Jared Loughner itu menimbulkan kepedihan bagi banyak orang, termasuk John dan istrinya. John tidak menyangka peristiwa itu membuat dia berpisah selamanya dengan Christina.
Gadis cantik itu lahir pada 11 September 2001, tanggal yang menjadi sejarah kelam bagi AS saat para teroris dengan pesawat-pesawat bajakan mereka menghancurkan kompleks Menara Kembar World Trade Center dan sebagian gedung Pentagon. Rakyat Amerika menyebut tragedi yang menewaskan ribuan jiwa itu sebagai "Peristiwa 9/11."
Itulah sebabnya, ketika berlangsung pemakaman Christina, Kamis 13 Januari 2011, dikibarkan pula sebuah bendera besar AS yang ditemukan dari reruntuhan World Trade Center.
"Saat melihat bendera 9/11 pada penguburan itu, kami tahu bahwa Tuhan saat itu bersama dengan kami, dan Christina kini sudah di tempat yang baik," kata John. (kd- VIVAnews)
Nyawa bocah sembilan tahun bernama Christina Green itu tidak bisa diselamatkan. Namun, sepasang mata indah yang dia miliki kini berjasa membantu dua anak lain, yang menderita gangguan penglihatan.
Menurut orang tua Christina, John Green, lembaga Donor Network of Arizona berhasil melakukan operasi cangkok kornea mata yang diambil dari almarhum putrinya. "Saya sangat takjub bahwa organ tubuh putri saya ternyata berguna bagi orang lain," kata John kepada kantor berita Associated Press, Senin, 17 Januari 2011.
Bersama istrinya, John, memutuskan untuk menyumbangkan sepasang mata almarhumah putri mereka kepada yang membutuhkan. "Ini merupakan sumbangan dari putri cilik kami," kata John yang belum bisa melupakan kesedihannya.
Sementara itu, Donor Network of Arizona menolak mengungkapkan siapa dua anak yang menerima donasi kornea mata dari Christina, karena prinsip kerahasiaan.
Christina merupakan korban termuda dari penembakan brutal oleh seorang pemuda kurang waras di Tucson, Sabtu, 8 Januari 2011. Dalam tragedi itu, Christina termasuk dari enam orang yang tewas dan 13 lainnya luka-luka, termasuk seorang anggota DPR Gabrielle Giffords.
Menurut John, putrinya, yang baru menempuh pendidikan kelas tiga SD, sangat tertarik dengan politik. Itulah sebabnya dia ingin bertemu dengan Giffords, yang sedang berkunjung ke wilayah konstituennya.
Namun ulah pemuda Jared Loughner itu menimbulkan kepedihan bagi banyak orang, termasuk John dan istrinya. John tidak menyangka peristiwa itu membuat dia berpisah selamanya dengan Christina.
Gadis cantik itu lahir pada 11 September 2001, tanggal yang menjadi sejarah kelam bagi AS saat para teroris dengan pesawat-pesawat bajakan mereka menghancurkan kompleks Menara Kembar World Trade Center dan sebagian gedung Pentagon. Rakyat Amerika menyebut tragedi yang menewaskan ribuan jiwa itu sebagai "Peristiwa 9/11."
Itulah sebabnya, ketika berlangsung pemakaman Christina, Kamis 13 Januari 2011, dikibarkan pula sebuah bendera besar AS yang ditemukan dari reruntuhan World Trade Center.
"Saat melihat bendera 9/11 pada penguburan itu, kami tahu bahwa Tuhan saat itu bersama dengan kami, dan Christina kini sudah di tempat yang baik," kata John. (kd- VIVAnews)
0 komentar:
Post a Comment