Memiliki anak yang cerdas, tentunya dambaan bagi para orang tua. Namun bagaimana jadinya jika ternyata kecerdasan anak kita melampaui IQ dari seorang Einstein? Apakah merasa khawatir atau justru sebaliknya?
Tersebutlah seorang bocah yang bernama Jacob Barnett. Ketika berusia 2 tahun, dia divonis oleh dokter tak akan bisa bicara, membaca, dan melakukan hal-hal dasar dalam hidupnya. Ternyata prediksi tersebut salah total. Bocah autis ini justru menjadi sangat cerdas.
Pada usia 14 tahun, ia telah terdaftar menjadi mahasiswa program master bidang fisika kuantum. Tingkat IQ-nya menurut BBC mencapai 170, melebihi Einstein. Ia bahkan sudah diprediksi akan meraih nobel.
Sejak memasuki Indiana University-Purdue University Indianapolis (IUPUI) pada usia 10 tahun, Barnett telah memukau pengajar, rekan, dan keluarganya. Barnett sering membantu temannya mempelajari kalkulus. Ia selalu menjadi juara kelas. Laporan majalah Time pada tahun 2011 menyebut, suatu hari, Barnett mungkin akan mampu menggugat Teori Relativitas yang dipelopori Einstein.
Di luar kecemerlangannya dalam bidang akademis, Barnett juga terkenal sebagai seorang entrepreneur dan penulis yang menginspirasi. Ia dan keluarganya menjalankan sebuah badan donasi bernama Jacob's Place untuk anak-anak dan mamakai ceritanya untuk meningkatkan pemahaman dan mengubah mitos soal autisme.
Pengalaman Barnett sama halnya dengan Stephen Hawking didiagnosis menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS). Dokter memprediksi bahwa dia hanya akan bertahan hidup tiga tahun. Namun, Hawking bertahan dan menjadi fisikawan dan kosmolog paling ternama di abad ini. Bisa jadi, kini Jacob akan menjadi penerus Hawking.
"Saya seharusnya tak di sini. Kau tahu, saya dulu diberi tahu bahwa saya tak akan bisa bicara. Mungkin ada terapis yang melihat siaran ini sekarang dan ketakutan," katanya.
Hidup memang penuh keajaiban. Pendapat masyarakat, atau orang yang dianggap ahli tak mutlak benar, dan bukan penentu masa depan seseorang. Hari esok, ada di tangan kita masing-masing.
Tersebutlah seorang bocah yang bernama Jacob Barnett. Ketika berusia 2 tahun, dia divonis oleh dokter tak akan bisa bicara, membaca, dan melakukan hal-hal dasar dalam hidupnya. Ternyata prediksi tersebut salah total. Bocah autis ini justru menjadi sangat cerdas.
Pada usia 14 tahun, ia telah terdaftar menjadi mahasiswa program master bidang fisika kuantum. Tingkat IQ-nya menurut BBC mencapai 170, melebihi Einstein. Ia bahkan sudah diprediksi akan meraih nobel.
Sejak memasuki Indiana University-Purdue University Indianapolis (IUPUI) pada usia 10 tahun, Barnett telah memukau pengajar, rekan, dan keluarganya. Barnett sering membantu temannya mempelajari kalkulus. Ia selalu menjadi juara kelas. Laporan majalah Time pada tahun 2011 menyebut, suatu hari, Barnett mungkin akan mampu menggugat Teori Relativitas yang dipelopori Einstein.
Di luar kecemerlangannya dalam bidang akademis, Barnett juga terkenal sebagai seorang entrepreneur dan penulis yang menginspirasi. Ia dan keluarganya menjalankan sebuah badan donasi bernama Jacob's Place untuk anak-anak dan mamakai ceritanya untuk meningkatkan pemahaman dan mengubah mitos soal autisme.
Pengalaman Barnett sama halnya dengan Stephen Hawking didiagnosis menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS). Dokter memprediksi bahwa dia hanya akan bertahan hidup tiga tahun. Namun, Hawking bertahan dan menjadi fisikawan dan kosmolog paling ternama di abad ini. Bisa jadi, kini Jacob akan menjadi penerus Hawking.
"Saya seharusnya tak di sini. Kau tahu, saya dulu diberi tahu bahwa saya tak akan bisa bicara. Mungkin ada terapis yang melihat siaran ini sekarang dan ketakutan," katanya.
Hidup memang penuh keajaiban. Pendapat masyarakat, atau orang yang dianggap ahli tak mutlak benar, dan bukan penentu masa depan seseorang. Hari esok, ada di tangan kita masing-masing.
Sumber: http://penghuni60sains.blogspot.com/2013/10/jacob-barnett-bocah-ber-iq-melebihi-einstein.html
0 komentar:
Post a Comment