Salah satu surat tertua di dunia berusia 1800 tahun ditulis tentara yang bertugas Mesir dari Legiun Romawi ditujukan secara pribadi kepada keluarganya, isi surat itu mungkin menceritakan tentang perasaannya ketika berada di Mesir. Surat pribadi Aurelius Polion dikirim oleh militer Legiun Romawi dan ditemukan pada tahun 1899 oleh tim ekspedisi dari Grenfell And Hunt di kota Mesir kuno, Tebtunis.
Papirus ini dipinjamkan kepada kepada BYU pada tahun 2011 bertempat di University of California, Berkley Bancroft Library. Publikasi Adamson tentang surat pribadi kepada keluarganya diterbitkan pada Bulletin of the American Society of Papyrologists, dan berita ini telah diterbitkan secara resmi pada minggu ini.
Isi surat Aurelius Polion kepada saudara, adik dan ibunya seorang penjual roti, bercerita seperti salah satu orang yang putus asa untuk mengunjungi keluarganya. Dia menuliskan:
Papirus ini dipinjamkan kepada kepada BYU pada tahun 2011 bertempat di University of California, Berkley Bancroft Library. Publikasi Adamson tentang surat pribadi kepada keluarganya diterbitkan pada Bulletin of the American Society of Papyrologists, dan berita ini telah diterbitkan secara resmi pada minggu ini.
Isi surat Aurelius Polion kepada saudara, adik dan ibunya seorang penjual roti, bercerita seperti salah satu orang yang putus asa untuk mengunjungi keluarganya. Dia menuliskan:
Saya berdoa agar kau sehat dan begitupula di malam hari, dan saya selalu menghormati sebelum semua dewa memberikannya kepadamu. Akupun tidak berhenti menulis kepadamu, tetapi kau tidak memikirkan keadaan ku. Tapi aku menulis untukmu dan tidak akan berhenti, selalu memilikimu dalam hatiku. Tapi kau tidak pernah menulis kepadaku mengenai kesehatanmu, apa yang kau lakukan. Aku khawatir tentang dirimu karena meskipun kau sering menerima surat dariku, kau tak pernah menulis kembali sehingga aku bisa mengetahui keadaanmu.
Menurut Adamson, salah satu peneliti yang terlibat dalam penerjemahan surat atau papirus kuno ini, dia yakin bahwa Polion ditempatkan di provinsi Romawi Pannonia Inferior di Aquincum (saat ini di Budapest). Tapi dia mengatakan bahwa Legiun Romawi telah bergerak dan mungkin telah mencapai Byzantium (saat ini Istambul). Aurelius Polion dianggap sangat mengerti tentang tulisan, tapi tulisan tangan, ejaan dan tata bahasa Yunani tidak menentu. Sehingga terjemahan bahasa lebih sulit dipahami.
Mungkin saja dia menggunakan multi bahasa, berkomunikasi dalam bahasa Mesir atau bahasa Yunani kuno ketika berada di Mesir sebelum terdaftar di Legiun Romawi. Kemudian dia juga berkomunikasi dalam bahasa Latin dengan tentara Pannonia. Menurut tim peneliti, Polion menulis surat itu dirumahnya dalam bahasa Yunani, karena menulis di Mesir bukan pilihan yang tepat pada saat itu. Dan kemungkinan keluarganya di Mesir tidak begitu mengerti bahasa Latin.
Untuk memperkirakan tanggal surat, ilmuwan bergantung pada gaya tulisan tangan dan beberapa petunjuk yang terlihat spesifik. Petunjuk lain diperoleh dari nama prajurit Legiun Romawi, Arelius, dia bisa mendapatkannya dari pemberian kewarganegaraan Romawi pada tahun 212 Masehi.
Tanda-tanda lainnya adalah referensi Polion untuk "Komandan Konsuler" yang menunjukkan terjadi setelah tahun 214, ketika provinsi Pannonia Inferior Romawi berada dibawah pemerintahan konsuler. Surat bersifat pribadi dan tema umum tertuju pada keluarga, hal itu mencerminkan emosi seorang tentara Legiun Romawi, dimana emosinya benar-benar tidak berbeda dengan tentara saat ini.
Sumber: http://www.isains.com/2014/03/terungkap-surat-legiun-romawi-berusia.html
1 komentar:
salah satu bukti outentik peradaban manusia
Post a Comment