Kadal spesies baru ditemukan di Pegunungan Kamboja. Kadal jenis baru ini, buta dan tak berkaki, panjangnya sekitar 15 cm.
Menurut stasiun berita BBC, reptil ini diberi nama Dibamus dalaiensis. Ahli reptilia dari lembaga Fauna & Flora International, Neang Thy, menemukan kadal jenis baru ini di bawah tumpukan balok kayu di pegunungan sebelah barat daya Kamboja.
"Pertama saya kira ini spesies biasa," kata Thy sebagaimana dilansir BBC.
Dia menduga binatang itu adalah spesies yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Ahli biologi senior yang juga dari Fauna & Flora International, Jenny Daltry, mengatakan perlu waktu satu tahun untuk memastikan reptil ini sebagai hewan langka atau tidak.
"Pertama saya kira ini spesies biasa," kata Thy sebagaimana dilansir BBC.
Dia menduga binatang itu adalah spesies yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Ahli biologi senior yang juga dari Fauna & Flora International, Jenny Daltry, mengatakan perlu waktu satu tahun untuk memastikan reptil ini sebagai hewan langka atau tidak.
"Mereka harus memeriksa kembali deskripsi ilmiah semua jenis reptil... dan melihat museum spesimen," kata dia. "Yang sangat menggembirakan dari penemuan ini adalah untuk pertama kalinya Kamboja menemukan spesies baru, mengumpulkan semua fakta, dan mempublikasikannya."
Jenis kadal buta dan tidak berkaki ini diyakini berasal dari Amerika. Namun, 55 juta tahun yang lalu, mereka merayap menyeberangi Selat Bering ke Asia. Seperti yang lainnya, kadal ini hidup di bawah tanah.
Kadal ini menyerupai ular, namun ada yang membedakannya. "Kebanyakan ular hanya punya satu paru-paru, sedangkan kadal punya dua," kata dia.
Namun, para ilmuan sendiri menyatakan masih belum mengetahui bagaimana sistem navigasi kadal jenis ini. (VIVAnews/kd)
Jenis kadal buta dan tidak berkaki ini diyakini berasal dari Amerika. Namun, 55 juta tahun yang lalu, mereka merayap menyeberangi Selat Bering ke Asia. Seperti yang lainnya, kadal ini hidup di bawah tanah.
Kadal ini menyerupai ular, namun ada yang membedakannya. "Kebanyakan ular hanya punya satu paru-paru, sedangkan kadal punya dua," kata dia.
Namun, para ilmuan sendiri menyatakan masih belum mengetahui bagaimana sistem navigasi kadal jenis ini. (VIVAnews/kd)
1 komentar:
memperkaya khasanan fauna kita
Post a Comment