SAMOA merencanakan untuk melompat 24 jam ke masa depan, menghapus satu hari, dan menambah kelokan baru pada garis tanggal internasional di Samudra Pasifik agar bisa sama dengan Australia, Selandia Baru, dan Asia timur.
Keputusan negara pulau itu untuk Back to the Future—judul film trilogi tentang penjelajah waktu—mengubah keputusan 119 tahun lalu untuk tetap tertinggal sehari dan menyesuaikan diri dengan para pedagang AS yang berbasis di California.Berdasarkan keputusan tahun 1892 itu, fajar hari Minggu di Samoa bersamaan dengan fajar hari Senin di negara tetangganya, Tonga, serta hari Senin subuh di Selandia Baru, Australia, dan mitra dagang mereka di Asia timur, seperti China.
Samoa menemukan kepentingannya kini terletak di kawasan Asia-Pasifik, dan memutuskan berpindah ke sisi barat garis tanggal internasional. Garis imajiner itu memisahkan satu hari kalender dari hari mendatang dan memotong Samudra Pasifik dari utara ke selatan.
"Kami kehilangan dua hari dalam sepekan jika berbisnis dengan Selandia Baru dan Australia," kata Perdana Menteri Tuilaepea Sailele Malielegaoi menjelaskan alasan perpindahan itu. "Saat di sini Jumat, di Selandia Baru sudah hari Sabtu. Ketika kami ke gereja di hari Minggu, Sydney dan Brisbane sudah mulai berbisnis."
Perubahan itu harus dibayar mahal oleh Samoa. Negara Polinesia itu sejak lama memasarkan diri sebagai tempat terakhir di bumi yang melihat matahari terbenam setiap hari.
"Ini sangat membingungkan. Saya tidak melihat maksudnya dan kami tidak tahu manfaatnya," kata Laufa Lesa (30), pejabat perusahaan multimedia di ibu kota Samoa, Apia. "Pemerintah mengatakan ini baik untuk perekonomian, tetapi sekarang ini juga baik-baik saja," kata Lesa. Namun, Perdana Menteri Tuilaepea tak khawatir dan menyiapkan jargon pariwisata baru: Anda bisa dengan mudah merayakan hari yang sama dua kali karena Samoa Amerika yang merupakan wilayah AS di sebelahnya akan tetap ada di sisi timur garis tanggal itu dan tertinggal satu hari dari Samoa.
0 komentar:
Post a Comment