Jantung adalah pusat kehidupan manusia. Tak heran jika D'Zhana Simmons mengejutkan banyak orang setelah bertahan hidup tanpa organ jantung di tubuhnya selama 118 hari.
Seperti dikutip dari laman Reuters, selama hampir empat bulan, wanita asal Carolina Selatan itu mengandalkan hidupnya pada mesin pemompa darah buatan. Mesin itu baru dilepas setelah ia mendapat donor dan menjalani transplantasi jantung.
Kasus yang terjadi pertengahan 2008 ini membukukan sejarah baru di dunia medis. Sebelumnya, tak ada anak yang mampu bertahan hidup selama itu tanpa organ jantung.
Simmons tak bisa menahan air mata setiap kali mengingat peristiwa tersebut. Ia merasa baru saja terlepas dari pengalaman mengerikan. "Anda tak akan pernah tahu mesin itu tiba-tiba mati," ujarnya. "Saat itu, aku merasa hidupku palsu, sepertinya aku tidak benar-benar ada."
Ia menderita cardiomyopathy, sebuah kondisi di mana jantungnya melemah dan membengkak sehingga kehilangan fungsinya untuk memompa darah. Satu-satunya jalan keluar adalah melakukan transplantasi jantung.
Ia terpaksa menunggu hingga hampir empat bulan untuk mendapat donor jantung yang cocok. Sebelumnya, ia sempat menerima donor ginjal, namun terpaksa diangkat lagi karena gagal beradaptasi dengan tubuhnya.
Tanpa Otak Kanan Jika Simmons empat bulan hidup tanpa jantung, Cameron Mott, bocah sembilan tahun penderita sindroma Rasmussen, hidup tanpa otak kanan selama sisa hidupnya. Mott menjalani operasi pengangkatan otak kanan demi menghentikan kejang-kejang hebat yang menyerangnya setiap hari.
Operasi diambil dengan tingkat risiko kematian dan cacat yang tinggi. Sejak awal dokter telah mengatakan, seandainya Mott lolos dari maut, kemungkinan besar akan mengalami koma dan lumpuh pada sisi kiri tubuhnya. Sebab, otak kanan adalah organ pengontrol tubuh bagian kiri.
Namun ajaib, ketakutan-ketakutan itu tak terjadi. Usai operasi dan menjalani fisioterapi, gadis mungil itu dapat berlari, dan bermain, kendati sedikit pincang dan kehilangan penglihatan tepi. Ia hanya menjalani perawatan di rumah sakit selama empat minggu. (Vivanews)
Seperti dikutip dari laman Reuters, selama hampir empat bulan, wanita asal Carolina Selatan itu mengandalkan hidupnya pada mesin pemompa darah buatan. Mesin itu baru dilepas setelah ia mendapat donor dan menjalani transplantasi jantung.
Kasus yang terjadi pertengahan 2008 ini membukukan sejarah baru di dunia medis. Sebelumnya, tak ada anak yang mampu bertahan hidup selama itu tanpa organ jantung.
Simmons tak bisa menahan air mata setiap kali mengingat peristiwa tersebut. Ia merasa baru saja terlepas dari pengalaman mengerikan. "Anda tak akan pernah tahu mesin itu tiba-tiba mati," ujarnya. "Saat itu, aku merasa hidupku palsu, sepertinya aku tidak benar-benar ada."
Ia menderita cardiomyopathy, sebuah kondisi di mana jantungnya melemah dan membengkak sehingga kehilangan fungsinya untuk memompa darah. Satu-satunya jalan keluar adalah melakukan transplantasi jantung.
Ia terpaksa menunggu hingga hampir empat bulan untuk mendapat donor jantung yang cocok. Sebelumnya, ia sempat menerima donor ginjal, namun terpaksa diangkat lagi karena gagal beradaptasi dengan tubuhnya.
Tanpa Otak Kanan Jika Simmons empat bulan hidup tanpa jantung, Cameron Mott, bocah sembilan tahun penderita sindroma Rasmussen, hidup tanpa otak kanan selama sisa hidupnya. Mott menjalani operasi pengangkatan otak kanan demi menghentikan kejang-kejang hebat yang menyerangnya setiap hari.
Operasi diambil dengan tingkat risiko kematian dan cacat yang tinggi. Sejak awal dokter telah mengatakan, seandainya Mott lolos dari maut, kemungkinan besar akan mengalami koma dan lumpuh pada sisi kiri tubuhnya. Sebab, otak kanan adalah organ pengontrol tubuh bagian kiri.
Namun ajaib, ketakutan-ketakutan itu tak terjadi. Usai operasi dan menjalani fisioterapi, gadis mungil itu dapat berlari, dan bermain, kendati sedikit pincang dan kehilangan penglihatan tepi. Ia hanya menjalani perawatan di rumah sakit selama empat minggu. (Vivanews)
1 komentar:
subhanallah. Mukzizat itu namanya
Post a Comment