Fenomena gerhana matahari total (GMT) di Indonesia membuat berbagai kalangan khususnya peneliti menjadi sangat sibuk. Yah moment yang disinyalir hanya terjadi ratusan tahun sekali di satu tempat tersebut sangat menarik untuk di teliti, khususnya hubungannya dengan kondisi di bumi khususnya terhadap makhluk hidup yang ada.
Termasuk juga para peneliti yang ada di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Moment yang sangat langka ini mereka manfaatkan untukk melakukan penelitian dan pemantauan terhadap hewan-hewan yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di penangkaran Cibinong Science Center, dimana salah satu hewan mamalia yang dipantau adalah Kukang.
"Sejak pagi tadi mulai pukul 05.00 WIB saat masih gelap kami sudah memantau kukang yang ada di penangkaran LIPI Cibinong ini," kata Peneliti Labolatorium Nutrisi dan Penangkaran Satwa Liar Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI CIbinong Wartika Rosa Farida, Rabu (9/3) sebagaimana dirilis dari Republika.co.id.
Berdasarkan penelitian awal, Kukang disinyalir menjadi salah satu hewan mamalia yang terpengaruh saat terjadinya gerhana matahari total (GMT). Adapun penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan pilihan dari negara kita tersebut melibatkan dua jenis Kukang yaitu Kukang Sumatera dan Jawa.
"Hingga pukul setengah enam pagi mereka (kukang) masih diam. Jam enam pagi malah masuk ke dalam sarang, namun berubah ketika GMT," ungkap Wartika.
Dia menjelaskan, dari pemantauan oleh peneliti, kukang aktif bergerak saat GMT. Setelah fenomena alam tersebut selesai, kukang yang merupakan hewan nokturnal atau aktif pada malam hari kembali lagi beristirahat. Dan mungkin itu juga terjadi pada binatang-binatang lain yang memang aktif pada malam hari saat situasi dalam kondisi gelap.
Sumber: Republika.co.id
0 komentar:
Post a Comment