Badak adalah salah satu binatang yang jumlahnya mulai menyusut, sehingga keberadaannya perlu dilestarikan. Di taman-taman suaka margasatwa, keberadaan Badak begitu terjaga sehingga tercukupi segala kebutuhannya termasuk kebutuhan merasa aman dari ganguan para pemburu. Akan tetapi, karena keterbatasan tenaga yang mengawasi kadangkala para pemburu masih dapat berkeliaran di tempat pelestarian binatang langka tersebut dengan bebas. .
Seperti halnya yang terjadi dengan Badak bernama Hope yang berada di taman margasatwa Provinsi KwaZulu-Natal Afrika Selatan. Berdasarkan berita yang dilangsir dari Kantor Berita CNN beberapa waktu lalu, badak yang diperkirakan berumur 12 tahun ini mengalami penyiksaan dari pemburu yang mengincar tanduk atau culanya. Setelah ditembak, Hope mengalami penyiksaan yang sungguh tidak dapat dibenarkan oleh siapapun. Untuk mendapatkan cula yang dimiliki oleh badak tersebut, para pemburu memotong kulit wajahnya dengan sadis. Untung saja, tidak semua cula bisa diambil oleh pemburu itu. Dari dua cula yang dimilikinya, para pemburu tersebut hanya berhasil mendapatkan satu saja.
Meskipun demikian, luka yang dialami oleh Badak Hope begitu memprihatinkan. Kulit wajah depannya hilang sehingga menghasilkan luka menganga yang cukup besar. Untung saja Dr Johan Marais, seorang ahli bedah satwa liar di University of Pretoria berhasil menyelamatkannya. Bersama kolega-koleganya yang lain, Marais yang bekerja untuk organisasi Saving the Survivors menggunakan kulit gajah sebagai pengganti kulit badak yang hilang. Rupanya para pemburu yang kejam tersebut telah mengambil sebagian tulang badak dan hanya menyisakan jaringan lunaknya saja. Meskipun tidak bisa pulih seperti sediakala, namun upaya penyelamatan yang dilakukan oleh para ahli tersebut berhasil menghindarkan Hope dari kematian yang mungkin menderanya akibat kegiatan perburuan liar.
0 komentar:
Post a Comment