Echa, Si Putri Tidur dari Indonesia
Echa, pengidap Syndrom Kleine-Levin (Foto: Tribunnews.com) |
Sebuah peristiwa aneh dan langka terjadi di Samarinda Kalimantan Timur. Siti Raisa Miranda atau Echa, seorang remaja berusia 13 tahun tertidur selama berhari-hari. Nama Echa mulai dikenal setelah sang ayah mengunggah kisah putrinya di media sosial. Sang ayah menceritakan tentang penyakit 'tidur' yang diderita sang anak ini sudah berlangsung selama 10 hari saat postingan dibagikan. "Penyakit tidur Echa kambuh, hingga malam ini Echa sudah tidur selana 10 hari 10 malam. menurut dokter umum fisiknya ok aja, dokter specialis jiwa belum bisa menggali lebih dalam," tulisnya.
Banyak orang dan ahli yang mengomentari peristiwa unik ini, akan tetapi secara ilmiah dapat dijelaskan tentang oenyakit yang di alami Echa ini. Sejumlah ahli mengatakan bahwa gasis itu terjangkit penyakit langka yang bernama Syndrom Kleine-Levin. Syndrom Kleine Levin adalah penyakit saraf di mana penderita tidak bisa menahan rasa kantuknya. Penderita bisa tertidur sampai berjam-jam bahkan berminggu-minggu.
Sang ayah menjelaskan bahwa Echa sering mengalami gejala aneh ini. Echa bisa tertidur lama sampai berhari-hari. Namun kejadian satu ini adalah yang terlama. "Kalau kambuhnya sudah ke delapan, kalau tidurnya yang ketiga," ucap Mulyadi
Setelah 13 hari tertidur pulas, Sabtu kemarin akhirnya Echa bangun. Saat bangun Echa terlihat kebingungan melihat sekitar. Dilansir Grid.ID dari laman Banjarmasin Post, Echa sering kebingungan setelah tertidur. Bahkan ia pernah berjalan dan lupa apa yang hendak ia kerjakan. Sang ayah menduga awal mula kejanggalan yang dialami anaknya ini setelah Echa mengalami kecelakaan setahun lalu. Sejak saat itu, Echa sering tertidur lama waktu yang lama.
Dokter spesialis saraf RSUD Ulin Banjarmasin, dr Lily Runtuwene sebagaimana dirilis oleh http://www.tribunnews.com, mengatakan sindrom Syndrom Kleine-Levin bisa terjadi disebabkan oleh mutasi gen dan itu adalah penyakit bawaan.
“Mutasi gen adalah perubahan gen yang seharusnya A jadi B. Itu biasanya terjadi saat pembuahan dalam rahim ketika ibunya mengandung anak penderita sindrom ini,” ucapnya, Minggu (22/10/2017).
Gen bermutasi karena terinfeksi atau terpapar sinar radiasi.
“Oleh sebab itu, bagi ibu hamil harus sangat berhati-hati, terutama sekali ketika usia kehamilan nol hingga tiga bulan saat janin masih dalam proses pembentukan,” urainya.