Aplikasi smartphone. |
TEHNOGRAFI - Para pejabat di kota Jepang meluncurkan kampanye ambisius, untuk melarang anak-anak menggunakan smartphone dan perangkat mobile lainnya setelah 9 malam.
Sekitar 13.000 anak-anak usia sekolah, antara 6 hingga 15 tahun, yang tinggal di kota Kariya, prefektur Aiichi, akan dilarang dari menggunakan teknologi mobile di malam hari mulai 1 April.
Jam malam ini bertujuan untuk mencegah anak-anak dari menghabiskan waktu percuma dan tidak sehat, pada perangkat elektronik seperti smartphone, serta mengurangi jam online yang dipakai dalam menggunakan aplikasi instant messaging.
Larangan ini, awalnya diusulkan oleh sekelompok guru, pekerja sosial dan polisi, dan secara tidak resmi dikeluarkan oleh balai kota sehingga orang tua tidak akan menghadapi hukuman, jika anak-anak mereka tidak menurut, laporan media Jepang menuturkan.
Namun, inisiatif ini dikabarkan didukung oleh dewan tentang pendidikan, dan diperluas ke 21 sekolah di seluruh kota. Orang tua juga diminta peran aktifnya untuk mengambil smartphone setelah 9 malam dan memonitor situs yang mereka akses.
Inisiatif baru ini diluncurkan hanya beberapa minggu setelah pemerintah merilis statistik, yang mencerminkan penggunaan gadget yang semakin luas di kalangan anak-anak sekolah di Jepang.
Angka-angka yang dirilis oleh badan statistik Jepang, menemukan bahwa anak-anak sekolah berusia antara 10 hingga 17 tahun menghabiskan rata-rata 107,4 menit per hari online pada ponsel mereka, dengan hampir 40 persen menghabiskan lebih dari dua jam sehari online .
Dan kini, semakin banyak sekolah sedang mempertimbangkan larangan ponsel untuk murid. Salah satu contoh sukses ada di Inggris tepatnya di Burnage Media Arts College, Manchester selatan, yang melaporkan melonjaknya hasil akademik menyusul larangan penggunaan gadget di malam hari.
Sumber: http://tehnografi.blogspot.com/2014/03/kota-di-jepang-terapkan-jam-malam.html
Sekitar 13.000 anak-anak usia sekolah, antara 6 hingga 15 tahun, yang tinggal di kota Kariya, prefektur Aiichi, akan dilarang dari menggunakan teknologi mobile di malam hari mulai 1 April.
Jam malam ini bertujuan untuk mencegah anak-anak dari menghabiskan waktu percuma dan tidak sehat, pada perangkat elektronik seperti smartphone, serta mengurangi jam online yang dipakai dalam menggunakan aplikasi instant messaging.
Larangan ini, awalnya diusulkan oleh sekelompok guru, pekerja sosial dan polisi, dan secara tidak resmi dikeluarkan oleh balai kota sehingga orang tua tidak akan menghadapi hukuman, jika anak-anak mereka tidak menurut, laporan media Jepang menuturkan.
Namun, inisiatif ini dikabarkan didukung oleh dewan tentang pendidikan, dan diperluas ke 21 sekolah di seluruh kota. Orang tua juga diminta peran aktifnya untuk mengambil smartphone setelah 9 malam dan memonitor situs yang mereka akses.
Inisiatif baru ini diluncurkan hanya beberapa minggu setelah pemerintah merilis statistik, yang mencerminkan penggunaan gadget yang semakin luas di kalangan anak-anak sekolah di Jepang.
Angka-angka yang dirilis oleh badan statistik Jepang, menemukan bahwa anak-anak sekolah berusia antara 10 hingga 17 tahun menghabiskan rata-rata 107,4 menit per hari online pada ponsel mereka, dengan hampir 40 persen menghabiskan lebih dari dua jam sehari online .
Dan kini, semakin banyak sekolah sedang mempertimbangkan larangan ponsel untuk murid. Salah satu contoh sukses ada di Inggris tepatnya di Burnage Media Arts College, Manchester selatan, yang melaporkan melonjaknya hasil akademik menyusul larangan penggunaan gadget di malam hari.
Sumber: http://tehnografi.blogspot.com/2014/03/kota-di-jepang-terapkan-jam-malam.html
1 komentar:
layak diterapkan di indonesia
Post a Comment