Google, perangkat lunak favorit banyak orang karena keakuratan mencari informasi, ternyata masih bisa dikalahkan oleh semut. Semut pekerja mampu memecahkan masalah dan memproses informasi lingkungannya.
Melansir The Week, Rabu 28 Mei 2014, ini berdasarkan studi yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Acedemy of Science yang menyatakan bahwa, semut pekerja berburu makanan dengan berjalan acak, namun ketika dilakukan secara bersama-sama berubah menjadi tertib.
Para peneliti yang melibatkan dua negara yakni Tiongkok dan Jerman ini menggunakan rumus matematika dalam meneliti semut tersebut. Dalam penelitian ini, ditemukanlah semut dapat mengorganisir diri mereka ketika memecahkan masalah dari bergerak secara acak menjadi lebih efisien.
Kurths mengatakan dalam perpindahan dari kekacauan menjadi tertib merupakan mekanisme yang cukup penting sehingga dirasa lebih akurat dari mesin pencari di internet.
"Serangga ini tanpa diragukan lagi lebih efisien daripada Google dalam memproses informasi tentang lingkungan mereka," ucap Prof Jurgen Kurths dalam jurnal tersebut.
Lebih efisien karena semut tidak menggunakan strategi navigasi cerdas untuk berburu secara sendirian dan mengumpulkan makanan saat berkelompok.
Hal ini dapat dilihat saat semut membawa makanan kembali menempuh perjalanan ke tempat pengumpulan makanan dengan rute yang dapat menghemat waktu dan energi di koloni semut.
Perilaku Manusia
Penelitian ini dapat membantu para ahli untuk mengalisis bagaimana manusia berperilaku ketika memakai internet dan pada pengembangan sistem transportasi cerdas.
"Semut secara kolektif membentuk jaringan kompleks yang efisien. Ini sering kita temukan di banyak sistem alam dan sosial," ujar Kurths, dikutip Daily Mail.
Laporan ini juga mengungkapkan semut individu yang berpengalaman ternyata berkontribusi mencari makanan secara berkelompok. Pada penelitian sebelumnya dijelaskan semut yang lebih tua lebih berkontribusi dalam mencari makanan. (ren/www.viva.co.id)
Melansir The Week, Rabu 28 Mei 2014, ini berdasarkan studi yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Acedemy of Science yang menyatakan bahwa, semut pekerja berburu makanan dengan berjalan acak, namun ketika dilakukan secara bersama-sama berubah menjadi tertib.
Para peneliti yang melibatkan dua negara yakni Tiongkok dan Jerman ini menggunakan rumus matematika dalam meneliti semut tersebut. Dalam penelitian ini, ditemukanlah semut dapat mengorganisir diri mereka ketika memecahkan masalah dari bergerak secara acak menjadi lebih efisien.
Kurths mengatakan dalam perpindahan dari kekacauan menjadi tertib merupakan mekanisme yang cukup penting sehingga dirasa lebih akurat dari mesin pencari di internet.
"Serangga ini tanpa diragukan lagi lebih efisien daripada Google dalam memproses informasi tentang lingkungan mereka," ucap Prof Jurgen Kurths dalam jurnal tersebut.
Lebih efisien karena semut tidak menggunakan strategi navigasi cerdas untuk berburu secara sendirian dan mengumpulkan makanan saat berkelompok.
Hal ini dapat dilihat saat semut membawa makanan kembali menempuh perjalanan ke tempat pengumpulan makanan dengan rute yang dapat menghemat waktu dan energi di koloni semut.
Perilaku Manusia
Penelitian ini dapat membantu para ahli untuk mengalisis bagaimana manusia berperilaku ketika memakai internet dan pada pengembangan sistem transportasi cerdas.
"Semut secara kolektif membentuk jaringan kompleks yang efisien. Ini sering kita temukan di banyak sistem alam dan sosial," ujar Kurths, dikutip Daily Mail.
Laporan ini juga mengungkapkan semut individu yang berpengalaman ternyata berkontribusi mencari makanan secara berkelompok. Pada penelitian sebelumnya dijelaskan semut yang lebih tua lebih berkontribusi dalam mencari makanan. (ren/www.viva.co.id)
0 komentar:
Post a Comment